Kasus konjungtivitis banyak ditemukan pada masa peralihan antara musim hujan dan kemarau. "Kondisi cuaca yang tidak bersahabat biasanya membuat daya tahan tubuh kita merosot. Udara yang lembap juga memungkinkan kuman penyakit berbiak secara pesat. Kombinasi kedua kondisi tersebut membuat berbagai jenis penyakit infeksi merebak, termasuk konjungtivitis," kata dr. Yunia.
Penyebab:
Infeksi virus dan bakteri adalah faktor penyebab yang paling sering ditemukan. Selain itu, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi, iritasi mata, kondisi mata kering, serta masuknya benda asing ke dalam mata seperti zat kimia dan debu.
Gejala:
Selain bagian putih mata yang berubah warna menjadi merah, gejala lain penyakit ini adalah produksi cairan dan kotoran mata yang lebih banyak dari biasanya. Mata juga terasa gatal, sensitif apabila terkena cahaya, dan ada perasaan seperti mengganjal ketika menggerakkan bola mata. Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus biasanya disertai pula dengan gejala influenza, seperti hidung tersumbat. Sedangkan konjungtivitis yang terjadi karena reaksi alergi, disertai dengan pengeluaran kotoran mata berwarna bening dan kondisi mata bengkak di pagi hari.
Pengobatan:
Dengan obat tetes mata atau salep yang mengandung antibiotika, mata merah yang disebabkan oleh virus atau bakteri biasanya akan sembuh dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah munculnya gejala. Antibiotika yang diminum terkadang diperlukan untuk mengatasi kondisi penyakit yang parah. [Meilinda Chen / Jakarta / Tionghoanews]