Dia menjelaskan, gangguan tidur bisa berpengaruh pada kualitas kesehatan seseorang. "Sebagai contoh, ada salah satu gangguan tidur yang disebut obstructive sleep apnea atau OSA yang berarti tidur yang disertai periode henti napas," katanya.
Gangguan tidur OSA, menurut dia, dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke. Masalahnya, seseorang terkadang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami OSA karena merasa sepanjang malam tidurnya lelap.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Jika ada masalah dengan gangguan tidur maka pelayanan kesehatan yang dilakukan di antaranya operasi bedah mulut, pemakaian alat tertentu, atau sekedar modifikasi gaya hidup serta obat-obatan.
Dia juga menjelaskan, penanganan gangguan tidur yang dilakukan di "sleep clinic" melibatkan spesialis telinga, hidung, tenggorokan dan spesialis paru. [Suzanna Liu / Jakarta]