Menurut penelitian baru seperti dikutip shine.yahoo, fenomena tragis berbicara tentang ikatan kuat antara manusia. Seorang suami lebih dahulu meninggal. Beberapa hari kemudian istri pun ikut menutup usia. Lain lagi hal ada seorang ibu menderita serangan jantung setelah kehilangan anaknya. Para peneliti mengaitkan masalah jantung dengan periode berduka. Ahli jantung di Jepang pertama kali mengidentifikasikan fenomena yang terjadi tahun 1990. Fenomena saat itu menunjukkan orang yang berduka 21 kali lebih rentan terhadap serangan jantung.
Sementara itu Doktor di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston melacak 2000 pasien serangan jantung selama periode lima tahun. Mereka menemukan pasien dengan sejarah masalah jantung dan mereka yang memiliki jantung sempurna sama-sama berisiko terkena serangan jantung mematikan setelah kerabat dekat, pasangan atau anggota keluarganya meninggal dunia.
Emosi yang luar biasa dipicu kesedihan, depresi, kemarahan, kecemasan akan meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, aliran hormon stres, pembekuan darah dan efek samping kekacauan emosional eksistensial.
Sebuah studi terpisah yang dirilis pada November 2011 menemukan perempuan rata-rata 7,5 kali berpeluang lebih besar mengalami serangan jantung saat berduka dibandingkan pria. Jumlah tersebut meningkat menjadi 9,5 kali bagi perempuan di bawah usia 55 tahun. [Kelly Chang / Jogjakarta]