Tips membedakan uang asli atau palsu. Untuk uang 1.000: Lipat menjadi empat bagian, tekan kuat2, lantas buka lipatannya! Jika pedang Pattimura terlihat bengkok berarti uang palsu. Untuk uang 5.000: Ambillah sisir, lalu gesekan pada uang. Jika jenggot Imam Bonjol rontok berarti palsu. Untuk uang 50.000 dan 100.000. Letakkan di jalan depan rumah! Jika hilang, berarti ASLI...!!
Beberapa pembaca mungkin berpikir lelucon di atas sudah ketinggalan zaman. Tapi setidaknya sebagian dari Anda masih bisa tertawa membacanya, karena penelitian menunjukkan tertawa merupakan salah satu perawatan medis terbaik.
Dr. Robin Dunbar, seorang Psikologi evolusioner, salah satu cabang baru dalam psikologi yang mempelajari potensi peran dari faktor genetis dalam beragam aspek dari perilaku manusia, di Universitas Oxford, mengatakan bahwa saat musim kawin, baik hewan jantan maupun betina akan saling menepuk dan menyelisik (mencari kutu) satu sama lain untuk membangun suatu ikatan. Untungnya, manusia tidak perlu menyelisik satu sama lain, tetapi Dunbar mengklaim jaringan sosial pada manusia dibangun berdasarkan sosialisasi tanpa perlu menyentuh secara fisik, seperti misalnya tertawa bersama-sama. Dia menambahkan bahwa tertawa lebar juga meningkatkan endorfin, substansi semacam morfin yang membantu untuk mengurangi rasa sakit.
Untuk membuktikan pendapatnya, ia menunjukkan sejumlah video kepada peserta penelitian, diantara sejumlah video tersebut terdapat tayangan yang berlatar belakang komedi. Dia lantas mengetatkan manset tekanan darah untuk menguji ambang nyeri peserta dan membuktikan apakah menertawakan adegan yang menggelikan dapat mengurangi rasa sakit.
Bertahun-tahun lalu, Norman Cousins, mantan editor Saturday Review Magazine, menderita penyakit sendi yang melumpuhkan akibat perjalanan penuh tekanan ke Eropa. Dokter mengatakan dia harus bersiap menghadapi masa depan yang suram.
Cousins memutuskan untuk membuktikan apakah tertawa dapat memengaruhi penyakitnya. Hari demi hari, ia menyaksikan film-film komedi lama dari Laurel dan Hardy. Ia mendapatkan setelah 10 menit tertawa, ia dapat tidur tanpa rasa sakit selama dua jam.
Dokter pribadi Cousins di University of California begitu terkesan dengan pemulihan yang dialaminya. Hal tersebut sesuai dengan materi kuliah yang diajarkannya pada mahasiswa kedokteran selama bertahun-tahun, yang ia sebut sebagai "manfaat otot jogging internal tanpa harus ke luar rumah."
Tertawa terbahak hingga perut sakit bagus untuk melatih otot perut dan dada. Setelah tertawa, denyut jantung dan tekanan darah menurun. Efek menenangkan berlangsung setidaknya selama 45 menit.
Sebuah tawa hangat juga memproduksi nitrogen monoksida, senyawa dengan rumus kimia NO yang berfungsi sebagai molekul sinyal intra-selular pada mamalia termasuk manusia dengan modulasi berupa aliran darah, trombosis dan aktivitas neural, yang merilekskan arteri dan menurunkan tekanan darah.
Tentu saja, tertawa tidak dapat menyembuhkan semua penyakit. Jika Anda menderita diabetes tipe-1, Anda masih membutuhkan insulin.
Selama bertahun-tahun, tertawa telah banyak membantu meringankan rasa sakit emosional. Abraham Lincoln pernah mengatakan saat Perang Dunia, "Dengan hari-hari yang penuh ketegangan, jika saya tidak tertawa, saya akan mati."
Terlebih lagi saat ini, di dunia yang rumit ini kita perlu lebih banyak tertawa. Seperti yang dikatakan Alan Alda, "Saat orang-orang tertawa, mereka tidak akan saling membunuh." Mereka juga tidak akan mudah jatuh sakit seperti orang-orang yang tidak bahagia. Dan tidak ada seorang pun dalam sejarah yang diketahui meninggal akibat tertawa.
Jadi mulai minggu ini, cobalah mengupayakan alternatif lain untuk meningkatkan kesehatan melalui tertawa: Seorang dokter berkata kepada pasiennya, "Kesehatan Anda sangat sempurna dan Anda akan hidup sampai usia 80."
Si pasien menjawab, "Tapi dokter, saya sudah berumur 80 tahun."
Tidak mau kalah, si dokter berkata, "Betul bukan, apa yang saya katakan?"
Ada kisah tentang laki-laki yang sedang berjalan melewati sebuah pagar kayu di rumah sakit jiwa dan mendengar semua orang di dalam ruangan bernyanyi "13.. 13.. 13.." Si laki-laki penasaran ingin mengetahui apa yang terjadi, dia mengintip dari sebuah lubang kecil. Segera setelah dia menempelkan matanya di lubang tersebut, dari dalam disodokkan benda tumpul ke matanya, dan semua orang di dalam rumah sakit jiwa tersebut mulai meneriakkan "14.. 14.. 14.."
Nikmati minggu ini. Dan tertawalah. [Meilinda Chen / Jakarta / Tionghoanews]
Beberapa pembaca mungkin berpikir lelucon di atas sudah ketinggalan zaman. Tapi setidaknya sebagian dari Anda masih bisa tertawa membacanya, karena penelitian menunjukkan tertawa merupakan salah satu perawatan medis terbaik.
Dr. Robin Dunbar, seorang Psikologi evolusioner, salah satu cabang baru dalam psikologi yang mempelajari potensi peran dari faktor genetis dalam beragam aspek dari perilaku manusia, di Universitas Oxford, mengatakan bahwa saat musim kawin, baik hewan jantan maupun betina akan saling menepuk dan menyelisik (mencari kutu) satu sama lain untuk membangun suatu ikatan. Untungnya, manusia tidak perlu menyelisik satu sama lain, tetapi Dunbar mengklaim jaringan sosial pada manusia dibangun berdasarkan sosialisasi tanpa perlu menyentuh secara fisik, seperti misalnya tertawa bersama-sama. Dia menambahkan bahwa tertawa lebar juga meningkatkan endorfin, substansi semacam morfin yang membantu untuk mengurangi rasa sakit.
Untuk membuktikan pendapatnya, ia menunjukkan sejumlah video kepada peserta penelitian, diantara sejumlah video tersebut terdapat tayangan yang berlatar belakang komedi. Dia lantas mengetatkan manset tekanan darah untuk menguji ambang nyeri peserta dan membuktikan apakah menertawakan adegan yang menggelikan dapat mengurangi rasa sakit.
Bertahun-tahun lalu, Norman Cousins, mantan editor Saturday Review Magazine, menderita penyakit sendi yang melumpuhkan akibat perjalanan penuh tekanan ke Eropa. Dokter mengatakan dia harus bersiap menghadapi masa depan yang suram.
Cousins memutuskan untuk membuktikan apakah tertawa dapat memengaruhi penyakitnya. Hari demi hari, ia menyaksikan film-film komedi lama dari Laurel dan Hardy. Ia mendapatkan setelah 10 menit tertawa, ia dapat tidur tanpa rasa sakit selama dua jam.
Dokter pribadi Cousins di University of California begitu terkesan dengan pemulihan yang dialaminya. Hal tersebut sesuai dengan materi kuliah yang diajarkannya pada mahasiswa kedokteran selama bertahun-tahun, yang ia sebut sebagai "manfaat otot jogging internal tanpa harus ke luar rumah."
Tertawa terbahak hingga perut sakit bagus untuk melatih otot perut dan dada. Setelah tertawa, denyut jantung dan tekanan darah menurun. Efek menenangkan berlangsung setidaknya selama 45 menit.
Sebuah tawa hangat juga memproduksi nitrogen monoksida, senyawa dengan rumus kimia NO yang berfungsi sebagai molekul sinyal intra-selular pada mamalia termasuk manusia dengan modulasi berupa aliran darah, trombosis dan aktivitas neural, yang merilekskan arteri dan menurunkan tekanan darah.
Tentu saja, tertawa tidak dapat menyembuhkan semua penyakit. Jika Anda menderita diabetes tipe-1, Anda masih membutuhkan insulin.
Selama bertahun-tahun, tertawa telah banyak membantu meringankan rasa sakit emosional. Abraham Lincoln pernah mengatakan saat Perang Dunia, "Dengan hari-hari yang penuh ketegangan, jika saya tidak tertawa, saya akan mati."
Terlebih lagi saat ini, di dunia yang rumit ini kita perlu lebih banyak tertawa. Seperti yang dikatakan Alan Alda, "Saat orang-orang tertawa, mereka tidak akan saling membunuh." Mereka juga tidak akan mudah jatuh sakit seperti orang-orang yang tidak bahagia. Dan tidak ada seorang pun dalam sejarah yang diketahui meninggal akibat tertawa.
Jadi mulai minggu ini, cobalah mengupayakan alternatif lain untuk meningkatkan kesehatan melalui tertawa: Seorang dokter berkata kepada pasiennya, "Kesehatan Anda sangat sempurna dan Anda akan hidup sampai usia 80."
Si pasien menjawab, "Tapi dokter, saya sudah berumur 80 tahun."
Tidak mau kalah, si dokter berkata, "Betul bukan, apa yang saya katakan?"
Ada kisah tentang laki-laki yang sedang berjalan melewati sebuah pagar kayu di rumah sakit jiwa dan mendengar semua orang di dalam ruangan bernyanyi "13.. 13.. 13.." Si laki-laki penasaran ingin mengetahui apa yang terjadi, dia mengintip dari sebuah lubang kecil. Segera setelah dia menempelkan matanya di lubang tersebut, dari dalam disodokkan benda tumpul ke matanya, dan semua orang di dalam rumah sakit jiwa tersebut mulai meneriakkan "14.. 14.. 14.."
Nikmati minggu ini. Dan tertawalah. [Meilinda Chen / Jakarta / Tionghoanews]
Sumber Artikel: Google Search Engine