KESEHATAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 16 Februari 2013

PENDERITA INSOMNIA RENTAN BUNUH DIRI

Ketika seseorang kehilangan harapan untuk mendapatkan tidur nyenyak di malam hari, itu menjadi pertanda ia menderita risiko tinggi untuk bunuh diri.

Fakta itu diungkap peneliti dari Georgia Regents University, Dr. W. Vaughn McCall, pimpinan Medical College of Georgia Department of Psychiatry and Health Behavior. Insomnia dan mimpi buruk yang sering memusingkan menjadi faktor besar untuk melakukan bunuh diri. Akan tetapi, bagaimana kontribusi keduanya dalam keputusan untuk melakukan bunuh diri belum bisa diungkap.

Studi terbaru kembali menegaskan hubungan dan menambahkan unsur keputusasan tentang tidur yang independen dan jenis lain keputusasaan, seperti hal-hal menyangkut hubungan pribadi dan karir.

"Insomnia dapat mengarahkan pada tipe paling spesifik dari keputusasaan dan keputusasaan itu sendiri adalah pendorong terkuat untuk bunuh diri," ujar McCall.

Jika penemuan besar ini ternyata dibenarkan dalam studi yang lebih besar, mereka akan mengibarkan bendera merah mengenai risiko bunuh diri. Mereka juga akan berfokus pada pencegahan pikiran negatif dengan pengobatan medis dan campur tangan ahli psikologi.

Dalam penelitian, ilmuwan menggunakan tes psikometrik untuk menguji secara objektif kondisi mental 50 orang penderita depresi berusia 20-80 tahun yang menjalani pengobatan rawat inap, rawat jalan, atau yang dirawat di unit gawat darurat (UGD). Lebih dari setengah mencoba untuk bunuh diri dan kebanyakan dari mereka menenggak obat anti-depresi.

Pengujian ini memungkinkan peneliti untuk menyaring risiko lain terkait bunuh diri seperti depresi. Peneliti juga bisa menggali lebih tajam hubungan antara insomnia dan risiko bunuh diri dengan menanyakan pertanyaan khusus tentang disfungsi kepercayaan terkait tidur. Pertanyaan itu adalah, 'apakah kau berpikir kau bisa tidur lagi?'

"Ini adalah disfungsi pikiran, semua pikiran negatif tentang tidur memediasi faktor yang menjelaskan mengapa insomnisa berhubungan dengan bunuh diri," ujar McCall.

McCall mencatat, kemungkinan untuk bunuh diri setidaknya dua kali lipat lebih tinggi dengan insomnia sebagai gejalanya. Penelitian ini dipublikasi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine. [Renata Koh / Jakarta]

* DA JIA PENG YOU - XIN NIEN KUAI LE - GONG XI FA CHAI *

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA