Pasta gigi terdiri dari zat friksi (gesekan), detergen, dan pengharum tiga bagian. Pada umumnya mengandung fosfat, calcium karbonat, dan magnesium karbonat dan zat kimia lain. Sedangkan pasta gigi yang mengandung berbagai macam zat khusus terus saja bermunculan. Walaupun zat khusus tersebut berkhasiat antibiotik, membersihkan gigi atau mencegah karies gigi dan lain-lain. Namun akibatnya tersisanya zat-zat tersebut dalam mulut karena kita kurang bersih berkumur, akan merangsang mukosa (selaput) rongga mulut, bahkan dapat membasmi bakteri normal di mulut, menimbulkan penyakit baru. Selain itu, sisa pasta gigi juga mudah ditelan bersama air liur maupun makanan ke dalam tubuh kita. Lambat laun mungkin akan menimbulkan radang lambung, usus, dan penyakit lokal lain.
Dewasa ini jenis pasta gigi yang mengandung fluorida banyak disukai orang. Banyak orang hanya mengetahui fungsi pencegahan perusakan gigi. Jarang yang memerhatikan fluorida merupakan sejenis racun timbunan. Walaupun kandungan sodium fluoride dalam pasta gigi telah dibatasi secara ketat dalam dosis yang dapat diterima oleh tubuh. Namun bila setiap kali sikat gigi tidak berkumur dengan sempurna, sedangkan kita melakukan sikat gigi tiap hari, maka seiring dengan berjalannya waktu juga akan berisiko terkena racun fluoride pasta gigi. Pada gejala ringan akan timbul gigi fluorosis, gigi tidak berkilau, dan timbul bercak abu-abu, memengaruhi tata-rias wajah, bila keracunan berat dapat mengakibatkan hipoplasia (perkembangan gigi tidak sempurna), kehilangan bentuk dan fungsi normal. Jika sisa fluoride pasta gigi tertimbun dalam tubuh secara jangka panjang, bahkan dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang dan ginjal. Oleh sebab itu setelah menggunakan pasta gigi berfluorida harus memerhatikan banyak berkumur dengan air bersih.
Penelitian kesehatan rongga mulut menunjukkan, berkumur dengan air bersih atau air bergaram, bermanfaat untuk mengurangi bakteri dalam mulut, sedangkan fungsi mereka tidak berbeda. Berkumur dengan air bergaram, menunjukkan 20 menit kemudian bakteri dalam mulut mulai timbul kembali, dan satu jam kemudian jumlah bakteri kembali seperti semula sebelum berkumur. Sedangkan berkumur dengan air bersih, walaupun 10 menit kemudian, jumlah bakteri sudah mulai timbul, namun hingga 85 menit lagi bakteri mulut baru kembali pada taraf semula sebelum kumur.
Lalu mengapa berkumur dengan air bergaram menimbulkan pembiakan bakteri bahkan lebih cepat daripada berkumur dengan air bersih saja? Ini dikarenakan air bergaram selain membasmi total bakteri dalam mulut, juga merusak mukosa rongga mulut yang memiliki fungsi pencegahan bakteri, sehingga memberi kesempatan bagi bakteri bertambah lebih pesat.
Baru-baru ini ahli kesehatan rongga mulut masa di Kanada khusus menulis artikel untuk memberi peringatan kepada para orang tua. Anak kecil di bawah usia 4 tahun, berhubung kemampuan pengendalian diri masih lemah, sehingga kira-kira 40% pasta gigi akan mereka telan, maka orang tua mereka tidak hanya membantu membatasi jumlah pasta gigi yang diambil, paling baik langsung mengawasi anaknya yang masih dibawah 8 tahun, supaya dapat menggunakan sikat gigi dan berkumur dengan benar, serta memberitahu mereka tidak berbicara ketika sedang sikat gigi, demi menghindari pasta gigi dan air kumur tidak sampai tertelan. [Renata Koh / Jakarta]
* DA JIA PENG YOU - XIN NIEN KUAI LE - GONG XI FA CHAI *