Seberapa banyak sebenarnya racun yang tersimpan dalam tubuh manusia? Menurut pakar, masyarakat modern tergantung berlebihan pada produk detoks, kesalahan dalam metode detoks justru dapat mengakibatkan keracunan.
"Detoks" dapat dikatakan sebagai kosa kata paling trendi saat ini. Suatu riset asosiasi ilmuwan dan pakar gizi Inggris mungkin akan mengecewakan banyak orang dalam hal ini. Awal tahun ini, mereka bekerja sama mengungkap rahasia di balik produk detoks, dengan menganalisa 15 jenis produk detoks, mulai dari drainasi limfatik, detoksifikasi air, pil, hingga masker wajah, dan hasilnya produk-produk tersebut tidak memiliki hasil detoksifikasi yang signifikan.
Lebih dari 600 orang pakar gizi Inggris serempak menyerukan: bangkitkan kemampuan detoksifikasi alami tubuh, agar terhindar dari penyakit. Lalu, darimana asalnya zat beracun dalam tubuh manusia? Bagaimana racun tersebut dikeluarkan dari dalam tubuh? Apakah tanda-tanda zat beracun berlebihan dan apa bahayanya?
Salah Detoks Justru Keracunan
"Dilihat dari sisi kedokteran tradisional Tiongkok, secara keseluruhan racun terdiri dari dua jenis yakni racun dari luar dan dari dalam tubuh," tutur pakar detoks, Jiang Liangduo, dokter kepala bagian internis Rumah Sakit Dongzhimen Universitas Kedokteran dan Pengobatan Tradisional Tiongkok di Beijing. Racun dari luar tubuh berasal dari polusi udara, air yang tercemar, residu racun hama pertanian, serta asap pembuangan kendaraan yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
Sedangkan racun dari dalam tubuh manusia adalah bermacam limbah yang dihasilkan selama proses metabolisme oleh organisme tubuh. Penimbunan zat beracun dalam tubuh manusia disebabkan dua faktor: pertama karena penyerapan zat beracun yang berlebihan oleh tubuh; kedua karena usia lanjut atau karena organ tubuh yang menderita penyakit sehingga tidak mampu mengeluarkan zat beracun keluar dari tubuh.
Jiang Liangduo juga menyatakan, ia pernah mengobati gadis berusia 20 tahun yang "kelewat antusias" ingin mengeluarkan racun dari tubuhnya, dan mengira Niu Huang Jie Du Pian (pil penawar racun berbahan Niu Huang yang banyak dijual di toko-toko obat tradisional Tiongkok) memiliki fungsi detoksifikasi yang baik, sehingga dikonsumsi selama 3 tahun, bahkan pernah dalam satu minggu ia memecahkan rekor mengonsumsi lebih dari 200 tablet, akhirnya kulitnya berubah menjadi hitam, bisa dikatakan, detoks tidak tepat malah keracunan. Jiang berkata, "Masyarakat sekarang terlalu tergantung pada produk detoks yang ada, selalu berharap pada suatu produk untuk menyelesaikan seluruh masalah kesehatan yang ada."
Zat Beracun Terbagi Beberapa Jenis
"Sebenarnya tubuh manusia adalah sebuah dunia yang terperangkap oleh zat beracun, begitu zat beracun yang menumpuk di dalam tubuh menjadi berlebihan, maka serangkaian penyakit pun akan timbul dengan sendirinya, seperti sembelit, obesitas, penyakit jantung koroner, dan lain-lain." Jiang menambahkan, sinyal terjadinya penumpukan zat beracun di dalam tubuh antara lain kepala pusing, gelisah, letih lesu, mengantuk, selera makan menurun, sembelit, dan lain-lain. Sampah beracun di dalam tubuh manusia pun beraneka ragam, terutama terdiri dari cairan beracun, lemak beracun, darah tersumbat beracun, dahak beracun, gas atau hawa beracun, racun panas, dan lain-lain.
3 Organ Detoks Utama
"Di dalam ilmu medis Barat tidak ada konsep detoksifikasi, akan tetapi lewat proses metabolisme tubuh manusia dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dalam hal ini ada kemiripannya." Wakil dekan jurusan Pendidikan Kesehatan dan Pengobatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Umum Universitas Beijing, Niu Wenyi mengatakan, tubuh manusia pada dasarnya memiliki kemampuan sistem yang sangat kuat untuk mengeluarkan racun, yakni organ hati, ginjal, dan kulit, yang dapat mengeluarkan zat berbahaya dari dalam tubuh.
Hati, dalam ilmu kedokteran tradisional Tiongkok hati berfungsi sebagai organ penawar racun, yang sangat berperan pada keseluruhan proses metabolisme tubuh, yang dapat mengeluarkan zat beracun termasuk di antaranya zat non-gizi dari dalam tubuh.
Ginjal, adalah organ detoksifikasi yang terpenting di dalam tubuh manusia, dapat menyaring zat beracun di dalam darah, dan mengeluarkannya lewat air seni. Riset menyatakan: manusia tanpa makan bisa bertahan hidup selama 20 hari, tapi jika ginjal tidak berfungsi mengeluarkan racun, manusia hanya mampu bertahan hidup selama 5 hari.
Paru-paru, adalah salah satu organ yang paling mudah terjadi penumpukan zat beracun. Setiap orang menghirup sebanyak lebih dari 1.000 liter oksigen ke dalam paru-parunya, banyak bakteri, virus, debu, dan zat berbahaya lainnya yang ikut terhirup masuk ke dalam tubuh manusia. Akan tetapi fungsi paru-paru dapat mengeluarkan sebagian gas dan zat beracun yang terhirup melalui pernapasan, namun jika dibandingkan dengan jumlah yang terhirup masih sangat minim.
Selain itu, makanan yang diserap melalui usus besar kita setelah proses pencernaan, sebagian akan menjadi veses (kotoran) yang akan dikeluarkan, sementara kulit juga bisa mengeluarkan keringat, pembuangan dahak, air mata, dan lain-lain juga dapat mengeluarkan racun.
Banyak Metode Detoksifikasi
Pakar menjelaskan, tubuh manusia memiliki banyak cara untuk detoksifikasi: olahraga dapat mempercepat metabolisme, membantu kulit dan paru-paru untuk mengeluarkan racun, yakni mengeluarkan racun melalui keringat dan lain-lain yang tidak dapat dilakukan oleh organ tubuh yang lain.
Olahraga dapat dipilih sesuai kesukaan masing-masing; karena telapak kaki merupakan tempat penumpukan racun terbesar, sehingga perlu sering-sering merendam kaki; sauna dengan uap dapat dimanfaatkan untuk mengeluarkan keringat beracun, juga dapat memanfaatkan kulit yang merupakan organ paling luas sebagai sistem detoksifikasi; detoksifikasi dengan cara hidroterapi juga merupakan suatu cara penyelamatan darurat, namun tidak layak untuk dijadikan sebagai metode detoksifikasi rutin. [Fang Xiao / Tionghaonews]
Sebelumnya http://healthytionghoanews.blogspot.com/2011/12/tren-detoks-kemewahan-yang-kini.html
"Detoks" dapat dikatakan sebagai kosa kata paling trendi saat ini. Suatu riset asosiasi ilmuwan dan pakar gizi Inggris mungkin akan mengecewakan banyak orang dalam hal ini. Awal tahun ini, mereka bekerja sama mengungkap rahasia di balik produk detoks, dengan menganalisa 15 jenis produk detoks, mulai dari drainasi limfatik, detoksifikasi air, pil, hingga masker wajah, dan hasilnya produk-produk tersebut tidak memiliki hasil detoksifikasi yang signifikan.
Lebih dari 600 orang pakar gizi Inggris serempak menyerukan: bangkitkan kemampuan detoksifikasi alami tubuh, agar terhindar dari penyakit. Lalu, darimana asalnya zat beracun dalam tubuh manusia? Bagaimana racun tersebut dikeluarkan dari dalam tubuh? Apakah tanda-tanda zat beracun berlebihan dan apa bahayanya?
Salah Detoks Justru Keracunan
"Dilihat dari sisi kedokteran tradisional Tiongkok, secara keseluruhan racun terdiri dari dua jenis yakni racun dari luar dan dari dalam tubuh," tutur pakar detoks, Jiang Liangduo, dokter kepala bagian internis Rumah Sakit Dongzhimen Universitas Kedokteran dan Pengobatan Tradisional Tiongkok di Beijing. Racun dari luar tubuh berasal dari polusi udara, air yang tercemar, residu racun hama pertanian, serta asap pembuangan kendaraan yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
Sedangkan racun dari dalam tubuh manusia adalah bermacam limbah yang dihasilkan selama proses metabolisme oleh organisme tubuh. Penimbunan zat beracun dalam tubuh manusia disebabkan dua faktor: pertama karena penyerapan zat beracun yang berlebihan oleh tubuh; kedua karena usia lanjut atau karena organ tubuh yang menderita penyakit sehingga tidak mampu mengeluarkan zat beracun keluar dari tubuh.
Jiang Liangduo juga menyatakan, ia pernah mengobati gadis berusia 20 tahun yang "kelewat antusias" ingin mengeluarkan racun dari tubuhnya, dan mengira Niu Huang Jie Du Pian (pil penawar racun berbahan Niu Huang yang banyak dijual di toko-toko obat tradisional Tiongkok) memiliki fungsi detoksifikasi yang baik, sehingga dikonsumsi selama 3 tahun, bahkan pernah dalam satu minggu ia memecahkan rekor mengonsumsi lebih dari 200 tablet, akhirnya kulitnya berubah menjadi hitam, bisa dikatakan, detoks tidak tepat malah keracunan. Jiang berkata, "Masyarakat sekarang terlalu tergantung pada produk detoks yang ada, selalu berharap pada suatu produk untuk menyelesaikan seluruh masalah kesehatan yang ada."
Zat Beracun Terbagi Beberapa Jenis
"Sebenarnya tubuh manusia adalah sebuah dunia yang terperangkap oleh zat beracun, begitu zat beracun yang menumpuk di dalam tubuh menjadi berlebihan, maka serangkaian penyakit pun akan timbul dengan sendirinya, seperti sembelit, obesitas, penyakit jantung koroner, dan lain-lain." Jiang menambahkan, sinyal terjadinya penumpukan zat beracun di dalam tubuh antara lain kepala pusing, gelisah, letih lesu, mengantuk, selera makan menurun, sembelit, dan lain-lain. Sampah beracun di dalam tubuh manusia pun beraneka ragam, terutama terdiri dari cairan beracun, lemak beracun, darah tersumbat beracun, dahak beracun, gas atau hawa beracun, racun panas, dan lain-lain.
3 Organ Detoks Utama
"Di dalam ilmu medis Barat tidak ada konsep detoksifikasi, akan tetapi lewat proses metabolisme tubuh manusia dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dalam hal ini ada kemiripannya." Wakil dekan jurusan Pendidikan Kesehatan dan Pengobatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Umum Universitas Beijing, Niu Wenyi mengatakan, tubuh manusia pada dasarnya memiliki kemampuan sistem yang sangat kuat untuk mengeluarkan racun, yakni organ hati, ginjal, dan kulit, yang dapat mengeluarkan zat berbahaya dari dalam tubuh.
Hati, dalam ilmu kedokteran tradisional Tiongkok hati berfungsi sebagai organ penawar racun, yang sangat berperan pada keseluruhan proses metabolisme tubuh, yang dapat mengeluarkan zat beracun termasuk di antaranya zat non-gizi dari dalam tubuh.
Ginjal, adalah organ detoksifikasi yang terpenting di dalam tubuh manusia, dapat menyaring zat beracun di dalam darah, dan mengeluarkannya lewat air seni. Riset menyatakan: manusia tanpa makan bisa bertahan hidup selama 20 hari, tapi jika ginjal tidak berfungsi mengeluarkan racun, manusia hanya mampu bertahan hidup selama 5 hari.
Paru-paru, adalah salah satu organ yang paling mudah terjadi penumpukan zat beracun. Setiap orang menghirup sebanyak lebih dari 1.000 liter oksigen ke dalam paru-parunya, banyak bakteri, virus, debu, dan zat berbahaya lainnya yang ikut terhirup masuk ke dalam tubuh manusia. Akan tetapi fungsi paru-paru dapat mengeluarkan sebagian gas dan zat beracun yang terhirup melalui pernapasan, namun jika dibandingkan dengan jumlah yang terhirup masih sangat minim.
Selain itu, makanan yang diserap melalui usus besar kita setelah proses pencernaan, sebagian akan menjadi veses (kotoran) yang akan dikeluarkan, sementara kulit juga bisa mengeluarkan keringat, pembuangan dahak, air mata, dan lain-lain juga dapat mengeluarkan racun.
Banyak Metode Detoksifikasi
Pakar menjelaskan, tubuh manusia memiliki banyak cara untuk detoksifikasi: olahraga dapat mempercepat metabolisme, membantu kulit dan paru-paru untuk mengeluarkan racun, yakni mengeluarkan racun melalui keringat dan lain-lain yang tidak dapat dilakukan oleh organ tubuh yang lain.
Olahraga dapat dipilih sesuai kesukaan masing-masing; karena telapak kaki merupakan tempat penumpukan racun terbesar, sehingga perlu sering-sering merendam kaki; sauna dengan uap dapat dimanfaatkan untuk mengeluarkan keringat beracun, juga dapat memanfaatkan kulit yang merupakan organ paling luas sebagai sistem detoksifikasi; detoksifikasi dengan cara hidroterapi juga merupakan suatu cara penyelamatan darurat, namun tidak layak untuk dijadikan sebagai metode detoksifikasi rutin. [Fang Xiao / Tionghaonews]
Sebelumnya http://healthytionghoanews.blogspot.com/2011/12/tren-detoks-kemewahan-yang-kini.html