KESEHATAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 04 Desember 2011

MEDITASI DAPAT CEGAH GANGGUAN MENTAL

Meditator yang telah berpengalaman dapat menonaktifkan area otak yang terkait dengan aktifitas melamun, kecemasan, dan gangguan kejiwaan tertentu seperti autisme dan skizofrenia, menurut sebuah studi baru yang dilakukan di Amerika Serikat.

Meditasi telah dikaitkan dengan meningkatnya kebahagiaan, kata ketua tim penulis studi, Judson A. Brewer dari Universitas Yale, menurut sebuah siaran pers.

Brewer percaya bahwa memahami bagaimana bekerjanya meditasi dapat membantu mengungkapkan sifat berbagai penyakit.

"Meditasi telah menunjukkan dapat membantu dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan, se-perti kanker, mencegah psoriasis, dan bahkan dapat membantu untuk berhenti merokok," kata Brewer di rilis.

Para peneliti melakukan pencitraan resonansi magnetik fungsional (functional magnetic resonance imaging - fMRI), melakukan scan pada meditator yang berpengalaman dan pemula menggunakan tiga teknik meditasi yang berbeda.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa penurunan aktivitas dalam jaringan modus default (default mode network - DMN) pada meditator yang berpengalaman. Jaringan saraf ini berkaitan dengan kecemasan berbasis penyakit, kurang perhatian dan gangguan hiperaktif, serta pembentukan plak pada penyakit Alzheimer.

Penurunan aktivitas terlihat di daerah otak yang terlibat dalam jaringan ini, seperti korteks prefrontal medial dan posterior cingulated, terlepas dari bentuk meditasi yang dilakukan selama percobaan.

Demikian pula, ketika DMN itu aktif, otak daerah terkait dengan pemantauan dan kontrol kognitif, ditemukan dapat menjadi pemicu aktivasi pada meditator yang berpengalaman, tetapi bukan pemula. Hal ini juga terjadi ketika meditator tidak melakukan meditasi, tetapi hanya beristirahat.

Para ilmuwan percaya bahwa meditator dapat fokus pada hal-hal yang dikerjakan dengan lebih baik, dan dapat secara konstan menekan pikiran egois mereka secara terus-menerus, yang sangat terkait dengan autisme dan skizofrenia.

"Kemampuan meditasi untuk membuat orang terfokus pada hal yang sedang dikerjakan, telah menjadi bagian dari praktik filosofis dan kontemplatif selama ribuan tahun," kata Brewer.

"Sebaliknya, kebanyakan bentuk penyakit mental adalah keasyikan dengan pikirannya sendiri, sehingga kondisi meditasi tampaknya dapat mengubah hal ini. Ini memberikan kita beberapa petunjuk bagus pada mekanisme saraf bagaimana meditasi dapat bekerja secara klinis."

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA