Sampai saat ini masih ada perdebatan mengenai mimisan yang dipicu oleh stres. Namun ada penelitian yang menunjukkan dalam beberapa kasus, pasien yang mimisan diketahui menemukan dirinya dalam situasi stres.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan British Medical Journal tahun 2011 menyatakan hal ini kemungkinan bisa saja terjadi akibat adanya hubungan dengan lonjakan tekanan darah yang umum dialami saat stres, seperti dikutip dari Rodale.com, Rabu (25/1/2012).
Ketika tubuh manusia berada di bawah tekanan atau stres, maka sirkulasi darah secara otomatis akan meningkat. Kondisi ini juga menyebabkan peningkatan tekanan darah yang bisa menempatkan risiko dari pembuluh darah.
Pembuluh darah yang terdapat di hidung termasuk yang rapuh serta rentan terhadap peningkatan tekanan yang terjadi. Jika stres menyebabkan peningkatan pembuluh darah maka bisa memicu terjadinya mimisan.
Ketika mimisan terjadi, sebaiknya jangan menengadahkan kepala karena posisi ini bisa membahayakannya. Hal ini karena kepala yang terangkat ke atas akan membuat darah yang seharusnya keluar jadi masuk ke tenggorokan dan menyumbat jalur pernapasan.
Darah mimisan yang menyumbat jalur ini bisa membuat seseorang tersedak yang nantinya memicu ia untuk muntah. Selain itu darah yang masuk kembali ini juga bisa mengiritasi lambung.
Namun jika mimisan yang terjadi akibat pembuluh darah di belakang hidung (posterior) maka ia lebih sulit berhenti karena ukurannya lebih besar. National Library of Medicine, AS menyarankan jika darah tak juga berhenti setelah 20 menit maka mimisan memerlukan perhatian medis.
Stres yang tidak ditangani dengan baik bisa mempengaruhi kesehatan, misalnya stres jangka panjang bisa membuat tekanan darah tidak sehat. Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan kerusakan pada arteri dan pembuluh darah atau dikenal sebagai atherosclerosis.
Peneliti dari Department of Otolaryngology, University of Texas Medical Branch melaporkan jaringan parut yang terdapat pada arteri-arteri dan pembuluh darah akibat atherosclerosis bisa memicu terjadinya mimisan yang berbahaya di posterior. [Caroline Chan / Bandung]