Yang menarik dari penyakit kusta adalah anggapan bahwa kusta adalah penyakit kutukan. Banyak penyakit lain yang sama beratnya dengan kusta, namun hanya kusta yang dianggap sebagai penyakit kutukan Tuhan, penyakit keturunan, dan tidak dapat diobati. Penderitnya dianggap sebagai seorang yang perlu dijauhi dan diisolasi, agar kutukan itu tidak menular.
Apakah memang benar kusta adalah penyakit keturunan atau kutukan?
APAKAH SEBENARNYA KUSTA ITU?
Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha yang artinya kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta, dalam istilah medis dikenal juga dengan sebutan Morbus Hansen, merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabkan salah satu kuman, karena itu dapat menular. Kusta bukan penyakit keturunan dan dapat menyerang semua umur, walaupun anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa.
KUSTA, BENARKAH SEPARAH ITU?
Kusta terkenal sebagai penyakit yang paling ditakuti karena cacat tubuh. Orang awam pun dapat dengan mudah menduga ke arah penyaki t kusta. Yang penting adalah dapat mendiagnosis penyakit ini secara dini saat belum timbul bermacam-macam komplikasi, sehingga dapat dilakukan penanganan secara tepat. Tentunya penanganan secara dini mencegah timbulnya berbagai komplikasi
Sebenarnya tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Masyarakat awam selama ini mengenal tingkat yang telah berat. Berikut ini akan disajikan gejala dini kusta, sehingga masyarakat awam pun dapat mengenalinya dan dapat dilakukan penanganan secara dini.
* Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia
* Awalnya bercak putih ini hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.
* Adanya pelebaran saraf terutama pada saraf ulnaris (tangan), medianus (lengan), auricularis magnus (telinga), dan peroneus (lutut).
* Kelenjar keringat kurang bekerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
* Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada kulit
* Alis rambut rontok
* Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leonina (muka singa)
Ada dua tipe golongan besar kusta, yakni multibasiler (kusta yang memiliki banyak kuman di dalam tubuh) dan pausibasiler (kusta yang memiliki sedikit kuman). Perlu diperhatikan di sini, bahwa yang dapat menular hanyalah penderita multibasiler yang belum diobati.
APA PENYEBAB KUSTA?
Kusta disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (satu golongan dengan penyebab TBC yakni Mycobacterium tuberculosis). Microbacterium ini adalah kuman aerob (membutuhkan oksigen untuk metabolism), tidak membentuk spora, berbentuk batang, jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga dinamakan sebagai basil "tahan asam".
BAGAIMANA PENGOBATAN KUSTA?
Tidak banyak pilihan obat untuk kusta. Obat yang umum dipakai terdiri dari tiga jenis, yakni DDS (diaminodifenil sulfon), klofazimin, dan rifampisin (obat ini dipakai juga sebagai pengobatan TBC). Saat ini digunakan kombinasi dari tiga obat tersebut untuk mencegah resistensi kuman. Yang perlu diperhatikan adalah lamanya berobat, yakni 9-18 bulan. Disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada penderita untuk menganjurkan kepada penderita untuk berobat secara teratur.
Jika sudah terjadi cacat, maka dapat dilakukan rehabilitasi berupa operasi, fisioterapi, dan terapi okupasi. Meskipun hasilnya tidak sempurna kembali ke asal, tetapi fungsinya dan secara kosmetik dapat diperbaiki.
APA KOMPLIKASI YANG BISA TIMBUL?
Dapat terjadi selama pengobatan, malah timbul reaksi radang yang lebih hebat daripada sebelum diberi obat. Disini penderita harus tahu dan segera memeriksakan diri ke dokter. Gejala-gejala reaksi radang pada lepra adalah :
* Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil.
* Nafsu makan menurun sampai tidak ada, sehingga penderita tidak mau makan
* Mual, kadang-kadang disertai dengan muntah.
* Nyeri kepala
* Kadang-kadang disertai iritasi dan radang pada buah pelir, selaput pembungkus paru, ginjal, saraf ataupun pembesaran hati dan limpa.
Komplikasi yang dirasa lebih berat bagi penderita adalah masalah di luar masalah medis. Karena anggapan yang salah, penderita kusta tidak hanya mengalami masalah medis, tetapi juga meluas ke masalah psikososial dan budaya. Sebagian besar orang takut terhadap kusta dan berusaha menjauhi orang yang menderita penyakit ini. Bahkan ada suatu istilah yang disebut leprophobia (rasa takut yang berlebihan terhadap penderita kusta).
Perlu diingat, penderita kusta juga adalah manusia sama seperti kita, jadi keluarga dan masyarakat tidak perlu mengasingkan penderita tersebut.
BAGAIMANA PENCEGAHANNYA?
Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Karena itu faktor pengobatan amat penting. Dengan pengobatan, kuman kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah.
KENYATAAN SEBENARNYA TENTANG KUSTA
* Ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta
* Sekurang-kurangnya 80 % dari semua orang TIDAK MUNGKIN terkena kusta
* Enam dari tujuh kasus kusta TIDAKLAH menular pada orang lain
* Kasus-kasus menular tidak akan menular setelah diobati secara teratur.
* Diagnosa dan pengobatan dini dapat mencegah sebagian besar cacat fisik. [Julianty Chang / Singkawang / Tionghoanews]