KESEHATAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 31 Januari 2012

KEBIJAKAN KUNO TIDUR SEHAT

Umumnya kita menghabiskan hampir sepertiga hidup kita dengan tidur. Dengan demikian, kualitas tidur yang baik akan sangat penting untuk menunjang hidup yang sehat.

Pada saat itu, tubuh berada dalam kondisi rileks, memulihkan diri, dan membangun kembali sel-sel yang rusak. Jika tubuh mendapatkan tidur yang cukup, dia akan bangun dengan perasaan segar. Hal ini karena banyak sel-sel rusak yang digantikan. Sebagai contoh, selama dalam kondisi tidur, tubuh memproduksi banyak hormon pertumbuhan, yang penting untuk membakar lemak dan membangun otot tanpa lemak.

Tidur juga merupakan saat yang tepat bagi tubuh untuk melaksanakan pengaturan fungsi sistem kekebalan tubuh yang rumit. Studi menunjukkan saat seseorang kurang tidur atau memiliki keterbatasan tidur yang kronis, sel T (sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan selular) menurun, dan peradangan dar hormone sitokin (zat antibodi alami dalam tubuh yang muncul akibat respon adanya benda asing) meningkat. Oleh karena itu, mereka cenderung rentan terhadap pilek atau flu.

Selama memasuki kondisi tidur lelap, otot rileks dan pembuluh darah melebar, memperlancar sirkulasi darah, dan proses informasi ke otak. Oleh karena itu, tidur bukanlah proses yang pasif melainkan aktif, merupakan bagian yang terintegrasi dalam kehidupan kita. Mereka yang berpikir tidur hanyalah membuang-buang waktu dan mencoba menggunakan beberapa cara untuk mengurangi tidur akan mengalami penurunan kesehatan secara signifikan.

* Berapa Banyak Tidur?

Berapa lama waktu tidur yang dibutuhkan seseorang tergantung dari usianya. Semakin berumur, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan. Seorang bayi membutuhkan waktu tidur 14-15 jam, anak batita memerlukan waktu 12-14 jam, anak usia sekolah membutuhkan 10-11 jam; sedangkan orang dewasa memerlukan waktu yang bervariasi antara 7-9 jam.

Orang yang terus menerus mengalami kurang tidur, mereka yang memiliki kualitas tidur buruk, dan ibu hamil sebaiknya menambah jumlah tidur mereka. Orang-orang paruh baya mungkin sering mengalami gangguan saat tidur malam dan perlu tidur siang saat siang hari.

Secara umum, orang dewasa yang tidur kurang dari enam jam dan lebih dari sembilan jam kemungkinan memiliki umur lebih pendek.

Di awal, penelitian berpusat pada apa yang terjadi jika seseorang kekurangan tidur selama 48-96 jam. Gejala yang timbul antara lain rasa kantuk, rambut rontok, iritabilitas, agitasi (keadaan tidak nyaman atas perasaan tercampur aduk, atau tereksitasi berlebihan yang disertai tensi dan iritabilitas yang meningkat), dan psikosis (seseorang yang mengalami putus hubungan dengan realitas, terkadang menyangkut delusi dan halunisasi).

Dewasa ini, peneliti telah mengalihkan perhatian mereka pada pembatasan tidur, mengamati perilaku seseorang yang tidur kurang dari enam jam semalam. Beberapa orang cenderung menjadi hiperaktif dan gelisah sepanjang hari, sedangkan lainnya terlihat lelah dan mengantuk. Beberapa dokter menduga apakah mereka perlu diberi stimulan agar kondisi mental tetap tenang dan waspada. Pertanyaan lain, sebenarnya mereka sedang kehilangan apa?

* Waktu Terbaik untuk Tidur

Pedoman tidur sehat saat ini menyarankan agar seseorang berangkat tidur dan bangun pada waktu yang sama, namun sangat sedikit peneliti yang menyebutkan secara spesifik jam berapa sebaiknya mereka berangkat tidur.

Dr. Chritian Gulleminault, dari Stanford University, melakukan studi awal terhadap delapan orang yang menghabiskan satu minggu tidur di laboratorium. Dia mengamati perilaku dan tingkat fungsi saat simulasi mengemudi, tes memori, dan tes agar tetap terjaga. Mereka diizinkan tidur selama delapan setengah jam pada dua malam dan tidur hanya empat jam selama tujuh malam lainnya.

Satu kelompok berangkat tidur dari jam 22:30-02:30 selama tujuh malam, kelompok lainnya 02:15-06:15. Seperti yang telah diduga, pembatasan waktu tidur memengaruhi semua peserta. Tes kesadaran penuh yang diambil sehari setelah tidur delapan setengah jam sangat berbeda dari hasil yang diambil pada hari terakhir saat peserta kurang tidur.

Namun hasilnya juga berbeda antara kedua kelompok. Kelompok pagi mendapatkan nilai lebih baik atas tes kesadaran penuh daripada kelompok yang tidur larut malam. Kelompok pagi juga memiliki waktu efisiensi tidur (persentase waktu yang benar-benar digunakan untuk tidur dari total waktu yang digunakan untuk berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu empat jam) dan waktu jatuh tertidur (waktu yang dibutuhkan untuk terlelap sejak pertama kali membaringkan badan) yang lebih baik.

Hasil ini tidak cukup untuk mengatakan kapan waktu terbaik untuk tidur, tetapi dapat menunjukkan tidur pada waktu yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pula. [Teo Ai Ping / Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA