KESEHATAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 24 Februari 2013

SEBERAPA AMAN SEAFOOD YANG ANDA MAKAN?

"Anda harus makan lebih banyak ikan" adalah pernyataan yang sering saya ucapkan untuk pasien. Tapi saya mendapati jawaban pasien akhir-akhir ini, "Tapi apakah ikan aman dikonsumsi?"

Mereka khawatir kandungan merkuri dan PCB yang mungkin terdapat pada ikan. Jadi ketika dewasa ini segala sesuatu bersentuhan dengan kontaminasi, seberapa amankah ikan untuk dimakan?

Sebuah laporan dari Johns Hopkins Center for a Livable Future, yang diterbitkan oleh Environmental Science and Technology, menganalisis data pemeriksaan seafood dari Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang.

Dikatakan bahwa saat ini 85 persen seafood yang dikonsumsi di Amerika Utara merupakan hasil impor, dan sebagian besar berasal dari tambak (praktek yang disebut budidaya perairan) di Asia dan tempat-tempat lain di negara berkembang.

Satu hal negatif adalah bahwa negara-negara lain memiliki berbagai standar budidaya perairan. Misalnya, mereka mungkin menggunakan obat yang dilarang di Amerika Utara. Tapi hal negatif yang lebih besar adalah para pejabat Amerika Utara tidak memeriksa sebagian besar peternakan ikan di luar negeri. Ini berarti hanya sebagian kecil seafood impor yang diuji residu obat, mikroba, dan logam berat.

Bahkan, dilihat secara keseluruhan, pemeriksaan AS tidak sempurna. Misalnya, laporan Hopkins mengatakan pemeriksaan oleh FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat hanya mendapatkan 2 persen kontaminan. Dibandingkan dengan 20 sampai 50 persen di Eropa, 18 persen di Jepang, dan 15 persen di Kanada. Selain itu, pengujian Eropa mendapatkan adanya 34 obat, tetapi pengujian Amerika Serikat hanya mendapatkan 13.

Ada kabar buruk bagi saya. Saya suka udang, tapi menurut peneliti Hopkins, udang kecil dan udang besar adalah makanan laut yang paling sering melebihi batas residu obat. Kepiting, basa (sejenis lele), belut, dan ikan nila adalah beberapa jenis ikan lain hasil budidaya yang bermasalah.

Vietnam adalah negara yang paling banyak melakukan pelanggaran obat, diikuti oleh Tiongkok, Thailand, Indonesia, India, Taiwan, dan Malaysia.

Pertanyaannya adalah, berapa banyak masalah adalah obat yang digunakan untuk mengontrol penyakit saat ikan penuh dalam kegiatan peternakan? Bahaya terbesar adalah untuk pekerja pertanian. Sisanya adalah kita, tidak ada yang tahu berapa banyak kronis paparan tingkat rendah merugikan kita. Ada juga kekhawatiran bahwa bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik.

Jadi, kalau seperti saya, yang ingin menikmati ikan, bagaimana bisa makan tanpa menjadi tertekan? Dr David Lowe, penulis studi Hopkins, menyarankan untuk mencari peternakan seafood dalam negeri, yang memiliki peluang lebih besar untuk diperiksa. Dan jika Anda beruntung tinggal di Kanada, tidak ada sejarah pelanggaran ekspor.

Program Acara Seafood di Amerika Serikat mencatat daftar beberapa ikan yang tinggi kandungan lemak omega-3, rendah merkuri, PCB, dan pestisida: tiram (diternakkan), sarden Pacific (tertangkap secara liar), rainbow trout (diternakkan), salmon (tertangkap liar dari Alaska), salmon Coho air tawar (dibudidayakan di tangki di Amerika Serikat), tuna albacore dari Amerika Serikat atau British Columbia, dan arctic char (diternakkan).

Yang terbaik adalah memilih ikan kecil, yang hampir tidak mengandung kontaminan dan memiliki kandungan lemak omega-3 lebih tinggi. Tapi karena ikan yang lebih besar memakan ikan-ikan kecil, mereka memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari kontaminan. Salmon liar maupun kaleng selalu merupakan pilihan yang baik.

Ingat bahwa semua ikan tidak diciptakan sama. Tiga ons ikan salmon yang diternakkan mengandung lebih dari 2.000 miligram (mg) lemak omega-3. Udang hanya memiliki 250 mg.

Jika Anda mencari ikan dengan kandungan magnesium tinggi, tetapi melindungi diri Anda dari aritmia jantung fatal, pesan tuna atau udang. Jika Anda khawatir tentang kolesterol, lobster rebus atau kukus hanya mengandung 72 mg per 100 gram dibandingkan dengan 75 untuk ayam tanpa kulit dan 2 telur rebus.

Melihat gambaran keseluruhan, manfaat kesehatan dari ikan jauh lebih besar dari risikonya. Bahkan, ketika saya menulis kolom ini, peneliti melaporkan bahwa orang yang makan ikan secara teratur memiliki kemungkinan 12 persen lebih kecil menderita kanker usus dan dubur.

Saat ini, terdapat banyak kontaminan berisiko di udara dan air yang dalam kondisi sangat mengkhawatirkan. Tapi saya tidak merasa khawatir yang berlebihan tentang ikan-ikan tersebut. [Veronica Lim / Bogor]

* DA JIA PENG YOU - XIN NIEN KUAI LE - GONG XI FA CHAI *

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA